Pemkab Sragen

Thursday, November 2, 2023

Logo SangiRun 2023


SRAGEN – Kementrian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Sragen kembali menggelar event berskala Nasional yaitu SangiRun 2023.

Lomba lari SangiRun menyuguhkan pengalaman lari yang menelusuri situs Sangiran Kalijambe yang merupakan warisan budaya khususnya prasejarah sehingga masyarakat maupun peserta SangiRun turut merasakan sensasi keberadaan situs Purba Sangiran dimasa lampau.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Sragen Joko Hendang Murdono ditemui disela-sela  kegiatan Gelar Adiwiyata Rabu malam (1/11/2023) mengatakan rangkaian kegiatan SangiRun akan dihelat selama tiga hari mulai dari tanggal 3-5 November 2023.

SangiRun dibagi dalam tiga kategori yakni Lari Kategori 25K, Lari kategori 5K Race (Professional) dan Lari kategori Fun Run 5K. Juara pertama lari kategori 5K professional akan diambil 10 terbaik putra putri, juara pertama mendapatkan hadiah Rp 3,5 juta.

Sementara Juara pertama Putra dan Putri Fun Run 5K akan mendapatkan hadiah sebesar Rp 1,5 juta, juara kedua Putra dan Putri mendapat Rp 1.250 juta, juara ketiga putra putri mendapat Rp1 juta, juara harapan 1 putra putri mendapat Rp 750 ribu dan jura harapan dua putra putri mendapat Rp 500 ribu.

Panitia menyediakan hadiah doorprise untuk peserta pelari 5K professional dan Fun Run 5K berupa 3 sepeda motor, 12 sepeda gunung, handphone dan hadiah menarik lainnya.

Berbagai kegiatan digelar untuk memeriahkan SangiRun 2023 diantaranya:

SangiRun Fair

Merupakan pameran UMKM yang melibatkan masyarakat desa Krikilan  yang dilaksanakan selama tiga hari mulai tanggal 3 – 5  November 2023 yang dilaksanakan di Lapangan desa Krikilan Kalijambe (sebelah shelter Bus Trans Jateng) sejumlah 25 stand seperti kuliner, kerajinan tangan, souvenir khas sangiran dan batik.

Karnaval Budaya Sangiran

Karnaval dengan ide kreatifitas dari masing-masing peserta, dan diikuti oleh 25 desa yang dimulai dari Kecamatan Kalijambe dan berakhir di Lapangan Desa Krikilan dilaksanakan Jumat siang tanggal 3 November 2023.

Flag Off /Pemberangkatan Lari untuk kategori 25K sekaligus Pembukaan SangiRun Fair yang akan dibuka oleh Bupati Sragen di Lapangan Desa Krikilan, Sabtu malam tanggal 4 November 2023

Flag Off/Pemberangkatan Lari 5K Professional dan Lari 5K Fun Run

Pemberangkatan oleh Bupati Sragen dari Museum Bukuran dan berakhir di Lapangan Desa Krikilan. Flag off digelar Minggu sore tanggal 5 November 2023. 5k Fun Run didominasi oleh 1000 peserta pelari-pelari lokal dengan mengakomodasi untuk masyarakat Sragen khususnya pemuda Karang Taruna desa Krikilan, Komunitas-komunitas Lari Sragen maupun masyarakat umum.

Kuliner Sangiran Naik Kelas (Icip-icip Kuliner khas Sangiran)

Panitia menyediakan 1500 porsi kuliner khas Sangiran yang bisa dinikmati secara gratis oleh masyarakat. Kuliner ini digelar di Pendopo Omah Gedhang (kawasan Lapangan Krikilan) yang gelar Minggu sore tanggal 5 November 2023.

Acara Penutup menghadirkan Artis kenamaan Nella Kharisma dan Dory Harsa

Informasi selengkapnya di https://sangirun.id/ 

Penulis  : Mira_Diskominfo

Editor    : Yuli_Diskominfo

SangiRun 2023 Kembali Digelar di Sragen, Catat Kegiatannya!

Thursday, July 29, 2021

 


SRAGEN – Pemerintah Kabupaten Sragen kembali meraih penghargaan sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA) Tahun 2021 dengan berhasil menaikkan status peringkatnya. Dimana secara 5 kali berturut-turut mendapat peringkat Pratama, kemudian untuk tahun ini berhasil naik peringkat menjadi Madya.

Hal tersebut disampaikan Bupati Sragen, dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati, usai hadiri acara penerimaan penghargaan Kabupaten/Kota Layak Anak yang diselenggarakan secara virtual di Ruang Command Center Kabupaten Sragen, Kamis (29/7/2021).

“Kita naik satu peringkat jadi Madya. Ini semua berkat teman-teman yang sudah berupaya memenuhi kebutuhan mulai dari administrasi sampai dengan perlengkapan. Penilaiannya rinci sekali. Terimakasih selali untuk teman-teman,” ujar Bupati.

Sementara Ketua Gugus Tugas KLA, Zubaidi, menjelaskan kenaikan peringkat ini merupakan suatu indikator bahwa Sragen sudah melakukan suatu upaya agar hak-hak anak terpenuhi.

“Penilaian dari pusat bahwa apa yang kita lakukan selama ini terhadap pelayanan anak, hak-hak anak, Sragen sudah masuk ke Strata yang lebih baik,” terangnya.

Ditambahkannya, untuk saat ini semua kecamatan di Sragen sudah masuk dalam kategori layak anak, kemudian untuk desa dan kelurahan terdata baru 83 yang sudah layak anak. Meski demikian, pihaknya tetap bersyukur dan mengapresiasi kerja keras dari semua OPD yang terlibat.

“Alhamdulillah. Saya mengapresiasi kerja keras untuk semua OPD, ini juga tidak luput dari kesadaran masyarakat. Sekarang kita sudah tidak ada iklan rokok, jadi hak anak kan juga terpenuhi. Lebih ditingkatkan lagi untuk semua OPD yang ada di desa dan juga kecamatan,” ujarnya. (Mega_Diskominfo)



PEMKAB SRAGEN NAIK PERINGKAT MERAIH PENGHARGAAN KLA KATEGORI MADYA

Tuesday, July 20, 2021



Info Sragen Asri - SRAGEN - Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang luar biasa terhadap seluruh lapisan masyarakat tanpa kecuali.

Hal itu membuat beberapa Corporate Social Responsibility (CSR) dan para donatur dari berbagai sektor tergerak, dan berperan aktif dalam upaya penanggulangan Covid-19. Khususnya untuk membantu masyarakat kurang mampu ataupun yang terkena dampak secara ekonomi.

Salah satunya donatur dari PT Ndayu Alam Asri Sragen, dengan memberikan bantuan 2 ton beras kepada Pemerintah Kabupaten Sragen.
 Bantuan itu diserahkan oleh Wulan Purnama Sari kepada Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial Sragen, Yuniarti, Jumat (16/7/2021) di halaman Pendopo kompleks Ndayu Alam Asri Sragen.

Wulan Purnama Sari, yang juga merupakan anggota DPRD Sragen itu menyampaikan bantuan yang diserahkan kali ini sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat yang kurang mampu maupun terdampak Covid-19.

"Alhamdulillah, ini adalah bantuan dari teman-teman Bapak Untung Wiyono dan beberapa pengusaha yang ada di Sragen. Kami serahkan kepada Pemerintah Kabupaten Sragen melalui Dinas Sosial Sragen untuk mengelola pendistribusiannya agar segera disalurkan kepada masyarakat kita yang membutuhkan," terang Wulan.

Beras dengan berat masing-masing 10 kg tersebut merupakan hasil produksi Kabupaten Sragen.

Kedepan, Wulan mengaku PT Ndayu Alam Asri akan selalu komitmen memberikan bantuan lagi. Untuk itu pihaknya berharap para donatur yang ingin membantu tidak hanya dari Sragen saja.

"Harapan besar kami mudah-mudahan 2 ton beras ini bermanfaat dan bernilai berkah bagi masyarakat Sragen, semoga tepat sasaran sesuai dengan yang memang membutuhkan," harapnya.

Sementara, Plt Kepala Dinas Sosial Sragen, Yuniarti mengucapkan terima kasih atas perhatian para donatur dimasa pandemi ini. Termasuk pemberian bantuan yang di inisiasi oleh Bupati Sragen periode tahun 2001-2011 Untung Wiyono untuk masyarakat Sragen.

"Dimasa pandemi Covid-19 seperti ini sudah banyak bantuan yang beliau berikan untuk warga Sragen. Mulai dari mobil operasional untuk relawan, dan hari ini kita menerima beras sebanyak 2 ton. Nanti akan kami atur pendustribusiannya," katanya.

Menurutnya, saat ini masyarakat banyak yang membutuhkan uluran tangan. Dan tentunya Pemerintah tidak bisa sendiri untuk mencukupi hal ini.

"Alhamdulillah atas partisipasi para donatur ini. Kita bisa bahu membahu untuk meringankan beban masyarakat. Semoga menjadi Barokah bagi masyarakat penerima bantuan maupun pemberi bantuan, Aamiin" lanjutnya.

Selain bantuan beras ini, Yuniarti mengaku juga sudah ada CSR salah satunya Bank Jateng yang rencananya akan dijadikan satu paket sembako dengan bantuan tersebut.

"Jadi saling melengkapi dari pemerintah, maupun dunia usaha," pungkasnya. (Miyos_Diskominfo)

Sumber : Pemkab Sragen

PEMKAB SRAGEN TERIMA BANTUAN BERAS DARI DONATUR UNTUK WARGA TERDAMPAK PANDEMI

Thursday, October 15, 2020

 

Jas Kanjeng Kyai Antakusuma
Jas Kanjeng Kyai Antakusuma

Jas Kanjeng Kyai Antakusuma/Antrakusuma pernah digunakan pada masa Sri Sultan HB I s/d Sri Sultan HB VII yg dipercaya sebagai penolak bala.


Dalam cerita pewayangan jas Antakusuma adalah jas yg dikenakan oleh Batara Indra yg dihadiahkan kepada Arjuna yg bisa membawanya terbang dan kutang Antakusuma (nama yg sama) busana Gatotkaca. Motif segitiga yg menggambarkan sisik kulit dewa ular : Anantaboga.


Prototype jas yg mencontoh Kanjeng Kyai (KK) Antakusuma busana Sri Sultan Hamengku Buwono I hasil karya nyonya Geertruida Louisa Wieseman-Dom istri dari Frederik Wilhelm Wieseman seorang tuan tanah di Yogyakarta. Keluarga Wieseman menjaring hubungan erat dg keluarga Kraton Yogyakarta saat itu.


Dipersembahkan untuk Sultan Hamengku Buwono VI yg selalu dikenakan para Sultan Kraton Yogyakarta di acara Grebeg Maulud dan penerimaan tamu agung di Bangsal Kencono Kraton Yogyakarta. Dengan tehnik patchwork terbuat dari kain-kain berharga dari India dan Eropa. Pada masa Sultan Hamengku Buwono VII, beliau mengakhiri tradisi tersebut dan memilih untuk mengenakan jas bludru hitam berbordir emas di acara-acara tertentu.


Di tahun 1942 seorang konservator museum Belanda : Dr. Th. P. Galestin berhasil membeli jas buatan nyonya Wieseman tersebut dari keluarga Kraton Yogyakarta dan sampai sekarang tersimpan di museum Belanda.


Sumber : Instagram @mataramroyalblood





Jas Kanjeng Kyai Antakusuma/Antrakusuma

Thursday, August 27, 2020

 

Pemerintah Kabupaten Sragen melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen menggelar simulasi pembelajaran tatap muka tingkat TK, SD dan SMP di lima sekolah Negeri dan Swasta, Kamis (27/8).

Lima sekolah yang melakukan simulasi diantaranya TK Negeri Pembina Sragen, SDIT Az Zahra Sragen, SD Negeri 4 Sragen, SMP Negeri 1 Sragen dan SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen.

Pelaksanaan simulasi belajar tatap muka yang dilaksanakan sehari ini ditinjau langsung oleh Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno, Sekda Tatag Prabawanto, Kepala Dinas Pendidikan Suwardi, Kepala Dinas Kesehatan dr. Hargiyanto beserta jajaran.

Wakil Bupati Sragen, Dedy Endriyatno mengatakan kegiatan simulasi ini untuk meninjau secara langsung apakah sekolah sudah siap melakukan pembelajaran tatap muka.

"Kami lihat secara detail, mulai dari siswa masuk ke sekolah dengan pakai masker, pakai face shield, jaga jarak, pemeriksaan suhu tubuh, dan cuci tangan," terang Wabup.

Selain itu Wabup Dedy juga berencana ingin memformulasikan peran orang tua dalam mengawasi anak-anak agar menerapkan protokol kesehatan.

"Kami melalui dinas pendidikan dan kebudayaan akan memformulasikan dan melibatkan peran orang tua untuk mengingatkan dan turut memberi pelajaran kepada anak dalam menerapkan protokol kesehatan dimanapun berada," jelasnya.

Pihaknya meminta kepada Kepala Sekolah maupun Guru untuk selalu mengingatkan siswa agar selalu menjaga jarak, tidak meminjam alat tulis antar siswa lainnya, membawa bekal sendiri makan dan minum. Tak hanya itu siswa serta orangtua harus memahami SOP penjemputan siswa di sekolah masing-masing.

Wabup Dedy menjelaskan bahwa seluruh sekolah telah menyediakan tempat cuci tangan, hand sanitizer, dan pengaturan jarak tempat duduk.

"Sekolah yang kami cek sudah menerapkan ketentuan dengan kapasitas maksimal 50%, sedangkan SMP maksimal 16% dari kapasitas ruang," kata Wabup.

Menurutnya, hakikat sekolah tatap muka bukan hanya pembelajaran namun membiasakan kepada anak kemampuan menjaga diri dan keluarga sebagai tau menempatkan diri baik di lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan.


Sumber : IG @kominfo.sragen


PEMKAB SRAGEN GELAR SIMULASI PEMBELAJARAN TATAP MUKA DENGAN PROTOKOL KESEHATAN KETAT

Saturday, July 4, 2020

Para sukarelawan bersama Kapolsek dan Camat Sidoharjo membagikan sayuran gratis kepada warga di lingkungan Dukuh Gebung, Desa Patihan, Sidoharjo, Sragen, Sabtu (4/7/2020). (Istimewa/Agung Ari Purnowo)
Sukarelawan Kampung Tangguh Nusantara Candi di Dukuh Gebung RT 023, Desa Patihan, Sidoharjo, Sragen, membagikan sayur-mayur secara gratis.

Sukarelawan Kampung Tangguh Nusantara Candi di Dukuh Gebung RT 023, Desa Patihan, Sidoharjo, Sragen, membagikan sayur-mayur secara gratis kepada masyarakat setempat, Sabtu (4/7/2020). Sayur-mayur yang dibagikan tersebut merupakan hasil panen warga sendiri sebagai upaya ketahanan pangan di kampung yang diinisiasi Kapolda Jateng itu.

Pembagian sayur-mayur itu dilakukan sukarelawan Kampung Tangguh Nusantara Candi Desa Patihan bersama Kapolsek Sidoharjo AKP Agung Ari Purnowo dan Camat Sidoharjo Susilohono. Hadir pula Danramil Sidoharjo Kapten (Arh) Jumbadiono dan Kepala Desa Patihan Tri Mulyono. Acara itu juga dihadiri babinsa dan bhabinkamtibmas Patihan.

Kegiatan sosial itu diawali dengan panen perdana sayur-mayur yang ditanam warga dengan memanfaatkan lahan kosong yang menganggur. Tanaman sayuran yang dipanen antara lain, kangkung, bayam, cabai, papaya, pisang, terong, dan sawi.

"Kampung ini dibentuk atas inisiatif Kapolda Jateng untuk membantu masyarakat dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19. Sebenarnya banyak kegiatan yang dilakukan di Kampung Tangguh Nusantara Candi itu. Seperti kampanye protokol kesehatan rutin, seperti cuci tangan, pakai masker, dan jaga jarak. Kemudian ada penyemprotan disinfektan secara berkala, membuat kebun untuk mendukung ketahanan pangan. Dan pembentukan karakter masyarakat menuju new normal," ujar Kapolres Sragen AKBP Raphael Sandhy Cahya Priambodo melalui Kapolsek Sidoharjo AKP Agung Ari Purnowo saat dihubungi Solopos.com, Sabtu siang.

Jadi Contoh

Ari, sapaan akrabnya, berharap dari Kampung Tangguh Patihan setiap warga mampu menanam sayuran sendiri untuk mendukupi kebutuhannya. Dengan menanam sayur sendiri, ujar dia, maka warga juga menghemat pengeluaran untuk belanja sayur ke pasar dan juga sebagai upaya ketahanan pangan di tingkat kampung.

"Ke depan setiap panen selalu dibagikan kepada warga sekitar. Sisanya bisa dijual untuk biaya proses penanaman berikutnya," ujar dia.

Ketua Kampung Tangguh Nusantara Candi Patihan, Sidoharjo, Sragen, Alfyan Rendi Prasetyo, mengatakan di wilayah Kecamatan Sidoharjo itu ada dua Kampung Tangguh, yakni Desa Patihan dan Sidoharjo.

Dia berharap kegiatan di Kampung Tangguh Patihan ini bisa menjadi contoh bagi desa-desa lainnya supaya ikut bergerak menjadi Kampung Tangguh.

"Kegiatan di Kampung Tangguh ini untuk memotivasi dan mengedukasi kampung tangguh lainnya agar semua bergerak untuk membuat inovasi program yang berguna dan bermanfaat bagi masyarakat," ujar dia.


Berita : Solo Pos


Kampung Tangguh Patihan Sragen Bagikan Sayur-Mayur Gratis

Friday, July 3, 2020


Tercatat ada 11 kecelakaan sepeda di Sragen setelah Lebaran hingga akhir Juni 2020.

Ada 11 kecelakaan yang melibatkan pengayuh sepeda setelah Lebaran hingga akhir Juni 2020. Hal ini salah satunya terjadi akibat kurangnya kesadaran pesepeda alias goweser di Sragen dalam menaati peraturan lalu lintas.

Kasat Lantas Polres Sragen, AKP Sugiyanto, mengakui pandemi membuat warga berusaha melaksanakan pola hidup sehat. Salah satunya ialah memperbanyak olahraga.

Dia tidak memungkiri, belakangan olahraga sepeda santai paling banyak diminati. Namun, dia mengakui kesadaran goweser untuk menaati peraturan lalu lintas masih kurang.

“Aturan lalu lintas itu bukan hanya berlaku untuk pengendara kendaraan bermotor. Lalu lintas itu bisa berupa orang atau kendaraan. Pengayuh sepeda dan becak juga harus taat lalu lintas. Jika traffic light berwarna merah, sudah semestinya mereka berhenti. Kecuali ada tambahan rambu belok kiri langsung jalan,” jelas AKP Sugiyanto, Kamis (2/7/2020).

Selain kurang menaati rambu-rambu lalu lintas, rata-rata sepeda yang dipakai goweser juga belum dilengkapi lampu atau reflektor cahaya. Kondisi itu sangat membahayakan bagi para goweser sendiri dan pengguna jalan lain, terutama pada malam hari.

“Kalau tidak ada lampu atau reflektor cahaya, begitu belok sepeda itu tidak terlihat. Tahu-tahu sudah di depan pengguna jalan sehingga terjadilah kecelakaan,” ucap Sugiyanto.

Sosialisasi

Saat ini, Satlantas Polres Sragen tengah mengampanyekan program keselamatan berlalu lintas dengan sasaran beberapa elemen masyarakat seperti para goweser, pengayuh becak, pengojek, sopir truk, sopir bus dan lain-lain.

AKP Sugiyanto Satlantas Polres Sragen
Program ini berlangsung selama tiga kali yakni pada Mei, Juni, dan Juli. Sugiyanto mengakui kesadaran menjaga keselamatan lalu lintas baru terlihat pada siang hari. Namun pada malam hari, masih banyak warga yang mengabaikan keselamatan berlalu lintas, sehingga sering terjadi kecelakaan sepeda di Sragen.

“Kalau kami amati, di jalur lingkar selatan masih banyak bus yang menerobos lampu lalin pada malam hari. Kalau siang mereka cenderung taat. Kami juga masih banyak menemukan pengendara motor tanpa helm di malam hari. Padahal, helm itu fungsinya penting. Banyak hewan kecil yang beterbangan. Kalau sampai kena mata, itu bisa menggangu konsentrasi berkendaraan yang bisa berakibat fatal,” terang Sugiyanto.

Berita : Solo Pos




11 Kecelakaan Sepeda Terjadi Di Sragen, Goweser Harus Patuh & Ekstra Hati-Hati

Thursday, December 27, 2018



Pemerintah Kabupaten Sragen, kembali menggelar acara “Car Free Day (CFD) Akhir Tahun 2018” yang berpusat mulai dari depan Toko Batik Sukowati, Alun-Alun Sasono Langen Putro hingga LP lama Sragen, Minggu (23/12/2018).

Kegiatan yang dihadiri oleh Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno dan jajaran Forkopimda Sragen ini juga disambut meriah oleh masyarakat Sragen yang memadati Area CFD Sragen untuk mengikuti senam dan menikmati berbagai hiburan yang ditampilkan dalam acara tersebut.

Dalam sambutannya Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno mengajak seluruh masyarakat agar tidak menyambut tahun baru dengan hura - hura namun lebih menjadikan momen tahun baru untuk lebih intropeksi, dan memperbaiki diri, agar tahun depan dapat lebih baik lagi.

"Tahun 2019 kita kuatkan tekat kita lagi kita kuatkan semangat kita lagi untuk menjadikan Sragen lebih baik lagi". jelas Wabup.

"Kita ketahui bersama hanya beberapa bulan terakhir kabupaten sragen telah mendapat kan berbagai penghargaan di berbagai bidang, di tahun depan mari kita lebih semangat lagi untuk menjadikan kabupaten sragen yang lebih baik dan maju" imbuhnya.

Diakhir sambutannya, Wabup mengingatkan agar di tahun 2019 nanti saat pelaksanaan pemilu legislatif dan pemilihan presiden masyarakat Kabupaten Sragen tetap guyub rukun.

"Dengan adanya kegiatan politik tahun depan jika ada yang berusaha memecah belah kita, mari kita jangan sampai terpecah belah, kita boleh beda dalam memilih tapi persatuan kita harus tetap kita jaga, menjadi maju kita harus bersama - sama untuk memujudkan Sragen lebih baik lagi." jelas Wabup.

Dalam kegiatan Car Free Day akhir tahun 2018 ini dimeriahkan berbagai penampilan pertujukan, diantaranya Senam massal (aerobic dan tobelo), Fashion show anak, Tari Kontemporer, 7 duta wisata kabupaten se-Solo raya, Marching band SMP Negeri 2 Sragenm Atraksi PBB SMK Negeri 2 Sragen, Lomba Senam Tobelo, Pentas Atraksi Kesenian Reog Jaran Dor dan Senam Jantung Sehat. (HUMAS)

PEMKAB SRAGEN GELAR CAR FREE DAY AKHIR TAHUN 2018